SJ - 3142: [G] Kesan Haidh yang tidak tanggal...

Primary tabs

5 posts / 0 new
Last post
Anonymous (not verified)
SJ - 3142: [G] Kesan Haidh yang tidak tanggal...

:salam
Sekiranya pakaian seorang wanita itu terkena darah haidh. Dan setelah dicuci dengan pelbagai cara (rendam, dry clean, sental etc) kesan darah tersebut masih juga tidak hilang. Mungkin kerana jenis fabric kain yg tebal atau kotoran dibiar terlalu lama. Persoalannya, sahkah jika kain ini dibawa utk solat?

:wassalam

Re: Kesan Haidh yang tidak tanggal...

:salam

Berikut petikan Fiqh sunnah.

MENSUCIKAN BADAN DAN PAKAIAN.

Bila pakaian dan badan kena najis, hendaklah dicuci dengan air hingga hilang bila asalnya ia dapat dilihat, seperti darah. Bila setelah dicuci itu masih ada bekas yang sukar menghilangkannya, maka dima’afkan.

Dan jika najis itu tidak kelihatan seperti kencing, cukuplah mencucinya walau agak sekali.

Dari ‘Asma binti Abu Bakar r.a. katanya :
Artinya :
“Salah seorang di antara kami, kainnya kena darah haid, apa yang seharusnya diperbuatnya?” demikian tanya salah seorang wanita yang datang menanyakannya kepada Nabi.
Ujar Nabi: “Hendaklah dikoreknya kemudian digosok-gosoknya dengan air, lalu dicuci, dan setelah itu dapatlah dipakainya buat sembahyang!”(Disepakati oleh Ahli-ahli hadits).

:wassalam

http://al-ahkam.com.my/forum/showflat.php?Cat=&Board=feqhsunnah&Number=11282&page=0&view=collapsed&sb=2&o=&fpart=1

Re: Kesan Haidh yang tidak tanggal...

Tambahan

Berikut petikan Dr Abdul Karim zaidan dalam al-Mufashal fi-ahkamil mar'ah wal-bait al-muslim

‘Dari Asma binti Abu Bakar ra berkata, “Ada seorang wanita datang kepada Nabi saw seraya berkata, “Bagaimanakah pandangan engkau terhadap salah seorang di antara kami apabila pakaiannya terkena darah haid, apakah yang harus diperbuat olehnya” Rasulullah saw menjawabnya, “Menyikatnya(tahuttuhu), menguceknya (taqrishuhu) dengan air lalu menyiramnya (tandhahuhu), kemudian mengenakannya untuk shalat.” Dalam riwayat lain yang juga berasal dari Asma’ dikatakan bahwa dia berkata, “Ada seorang wanita datang kepada Nabi saw seraya berkata, “Bagaimanakah menurut pandanganmu kalau salah seorang diantara kami haid dan mengenai pakaiannya. Apakah yang harus dilakukan olehnya?” Rasulullah saw menjawabnya, “Menyikatnya, menguceknya dcngan air, lalu menyiramnya, kemudian mengenakannya untuk shalat ”[HR Bukhari]

“Dari Abu Hurairah ra bahwa Khawlah binti Yasar berkata, “Wahai Rasulullah, saya hanya memiliki satu tbaju, dan baju itu terkena darah haid.” Rasulullah saw yang mulia menjawab, “Jika engkau telah bersuci, maka cucilah tempat yg terkena darah, kemudian pergunakanlah ia utk solat.” Dia berkata, “Wahai Rasulullah saw walaupun bekasnya tidak hilang?” Rasulullah saw menjawab “Cukuplah air bagimun dan janga engkau hiraukan bekasnya.”[HR Abu Dawud]

“Dari Muadzanah berkata, “Aku bertanya kpd Aishah ra , tentang wanita haid yang bajunya terkena darah. Ia menjawab, “Wanita itu harus mencucinya. Dan jika bekasnya belum hilang, maka hendaklah dia berusaha mengubahnya dengan pewarna kuning.” Dia (Aisyah) berkata, “Dahulu saya pernah mengalami tiga masa haid pada masa Rasulullah saw masih ada dan saya tidak mencuci baju saya.”[HR Abu Dawud]

“Dari Mujahid berkata bahwa Aisyah ra berkata, “Seseorang di antara kami tidak mempunyai baju kecuali hanya satu helai saja, yang juga dikenakan ketika haid. Jika baju itu terkena titik darah haid, maka aku membasahinya dengan air ludahnya, kemudian menguceknya dengan air ludahnya itu.”[HR Abu Dawud]

Hadits-hadits Nabi saw tersebut dapat dijadikan sebagai argumentasi bahwa tidak ada toleransi dalam penyucian darah haid walaupun ia sangat sedikit. Dan sesungguhnya najis darah haid itu dapat dihilangkan dengan cara mencucinya dengan air, Jika darah itu kering, maka ia harus disikat dahulu sebelum dicuci dengan air, dan bekasnya yang sulit dihilangkan tidak perlu dihiraukan. Dan bekas itu boleh diubah warnanya dengan pewarna kuning atau dengan minyak za’faran sehingga warna darah itu hilang karena sesungguhnya ia kotor. Selain itu, ada kemungkinan orang yang melihatnya menyangka bahwa orangnya tidak dapat membersihkannya atau tidak mencucinya. Dan titik2 noda darah itu boleh dihilangkan dengan air ludah wanita, kemudian menguceknya sampai hilang. Dan jika darah yang menempel pada pakaian itu banyak, maka ia harus dicuci: sebagaimana dijelaskan dalam hadis2 yg lain. Dan bagi wanita tidak harus meleaps pakaian yg dia kenakan semasa haid dan mencucinya jika pakaian itu tidak terkena darah haid sepertimana diterangkan oleh Aisyah ra, “Seseorang di antara kami tidak mempunyai baju kecuali hanya satu helai saja, yang juga dikenakan ketika haid…”[HR Abu Dawud]

:wassalam

huril_aimi (not verified)
Re: Kesan Haidh yang tidak tanggal...

assalamualaikum,

nak meyelit skit, sekadar nak bagi petua pada saudari nuun, cara nak hilangkan darah haid yg dah kering pada pakaian agar mudah dicuci hanya menggunakan sabun badan shj.Jadi cucilah dgn sabun badan tak kira la sabun badan jenama apa. InsyaAllah akan mudah untuk dibersihkan.Petua yg saya dgr dr org yg mmg mengamalkan petua itu.

wassalam.

Re: SJ - 3142: [G] Kesan Haidh yang tidak tanggal...

Tahqeeq/Tas-hih
:wassalam

Hadis dari Asma' itu adalah muttafaq 'alaih (Bukhari-Muslim) lihat alMuntaqa lil Syaikhul Islam IT: 1/19
Hadis Khaulah bte Yasar ra, "cukuplah engkau mencucinya dgn air dan tidak ada masalah jika masih berbekas" (Sahih sanadnya menurut Muhaddith Albani: alIrwa': 1/189)

Petua sdr huril aimi itu walaupun mungkin benar tapi tidak perlu kerana keujudan detergen yg berkuasa tinggi spt DYNAMO, KAO Attack Biolite dan stain remover yg khusus dikeluarkan oleh syarikat MLM. Cara penggunaannya stain remover atau special detergen itu disapu terlebih dahulu pada stain (tompok kotoran) dan direndam minima satu jam). WA